STRATEGI JITU PENINGKATAN KINERJA PERANGKAT DESA
Penulis ; Aries Setyawan, S.H., M.M 1
Diantara fungsi utama pemerintah adalah menyelenggarakan pelayanan umum sebagai wujud dari tugas umum pemerintahan untuk kesejahteraan masyarakat. Birokrasi merupakan instrumen pemerintah untuk mewujudkan pelayanan publik yang efisien, efektif, berkeadilan, transparan, dan akuntabel. Guna melaksanakan fungsi pemerintah dengan baik, organisasi birokrasi harus profesional, tanggap, dan aspiratif terhadap berbagai tuntutan masyarakat yang dilayani. Perangkat desa sebagai pelaksana fungsi pelayanan membantu kepala desa dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Guna mewujudkan kinerja yang baik, tentunya diperlukan pengukuran kinerja yang memadai dan terukur sehingga dapat dilakukan evaluasi untuk perbaikan kinerja di masa mendatang.
Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance yang berarti prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang (Mangkunegara, 2017). Menurut Muis et al. (2018) dalam Farid (2023), kinerja karyawan dalam suatu organisasi cenderung mengacu pada pencapaian maupun hasil yang mampu diraih oleh seorang individu ataupun sekelompok orang berdasarkan wewenang dan tanggung jawabnya agar tujuan organisasi tersebut dapat tercapai dengan tidak melanggar peraturan perundang-undangan, norma, dan etika. Pemerintah Desa memiliki tantangan besar agar kinerja para perangkat desa tidak menurun, bahkan dapat meningkat untuk melayani masyarakat dengan baik.
Beberapa fenomena seperti penyelesaian pekerjaan sering terlambat dari batas waktu yang ditentukan, beban kerja perangkat desa tidak merata sebagian berlebih karena harus mengerjakan tugas perangkat lain yang tidak melaksanakan tugasnya. Sebaliknya, ada juga perangkat desa yang memiliki beban kerja sangat sedikit. Fenomena lain yang muncul adalah ketidakpatuhan terhadap jam kerja diantaranya banyak perangkat desa yang datang dan pulang tidak sesuai ketentuan, yaitu pukul 07.30 hingga 16.00. Fasilitas kerja juga kurang memadai, seperti printer yang rusak, laptop yang lambat, dan jaringan internet yang sering terputus. Fenomena lainnya adalah ketidakharmonisan hubungan kerja akibat pemilihan Kepala Desa. Perangkat desa yang mendukung calon berbeda dalam pemilihan kepala desa sering memiliki hubungan yang kurang baik. Kepala dessa yang merasa tidak didukung oleh perangkat desa juga cenderung memiliki hubungan kurang harmonis dengan mereka.
Berdasarkan fenomena tersebut di atas, ada beberapa strategi jitu yang dapat diterapakan untuk peningkatan kinerja perangkat desa. Berikut dalam pembahasan artikel ini kami sampaikan beberapa strategi yang ditempuh untuk peningkatan kinerja perangkat desa.
Pengertian Kinerja perangkat desa
Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance yang berarti prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang (Mangkunegara, 2016). Sedangkan Menurut Muis et.al (2018) (dalam Farid, 2023) kinerja karyawan dalam suatu organisasi cenderung mengacu pada pencapaian maupun hasil yang mampu diraih oleh seorang individu ataupun sekumpulan orang berdsarkan wewenang dan juga tanggung jawabnya agar tujuan organisasi tersebut dapat tercapai dengan tidak melanggar peraturan perundang-undangan, norma dan etika.
Menurut Abdullah (2014) kinerja merupakan prestasi kerja yang merupakan hasil dari implementasi kerja yang dibuat oleh suatu perusahaan yang dilaksanakan oleh pimpinan dan karyawan yang bekerja di perusahaan untuk mencapai tujuan organisasi. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja baik hasil maupun perilaku kerja adalah kemampuan dan keahlian, pengetahuan, rancangan kerja, kepribadian, motivasi kerja, kepemimpinan, budaya organisasi, kepuasan kerja, lingkungan kerja, loyalitas, komitmen dan disiplin kerja (Enny, 2019). Kinerja karyawan yang buruk menunjukan adanya kebutuhan untuk memberikan pelatihan demikian pula kinerja karyawan yang baik mungkin mencerminkan potensi yang harus dikembangkan lebih lanjut (Handoko, 2014).
- Strategi jitu peningkatan kinerja perangkat desa
1.Kepemimpinan
Hasibuan (2019) mengungkpakan bahwa kepemimpinan (leaderhip) merupakan hal yang sangat penting dalam manajerial, karena kepemimpinan maka proses manajemen akan berjalan dengan baik dan pegawai akan bergairah dalam melakukan tugasnya. Dengan kepemimpinan yang baik diharapkan akan meningkatkan kinerja pegawai seperti yang diharapkan (baik oleh karyawan maupun organisasi yang bersangkutan). Faktor kepemimpinan memainkan peranan yang sangat penting dalam keseluruhan upaya untuk meningkatkan kinerja, baik pada tingkat kelompok maupun pada tingkat organisasi. Dikatakan demikian karena kinerja tidak hanya menyoroti pada sudut tenaga pelaksana yang pada umumnya bersifat teknis akan tetapi juga dari kelompok kerja dan manajerial.
Hasil penelitian dilakukan oleh Wahyudi et al., (2022); (Dewita & Amdanata (2023); (Oktavia & Yanuar (2022)) menyatakan bahwa kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini menegaskan bahwa kepemimpinan yang efektif merupakan faktor penting dalam mendorong peningkatan kinerja perangkat desa. Pemimpin yang mampu memahami kebutuhan, potensi, dan hambatan yang dihadapi perangkat desa dapat menciptakan strategi yang tepat untuk mengoptimalkan kinerja mereka. Dengan memberikan arahan yang jelas, delegasi tugas yang tepat, dan supervisi yang efektif, seorang pemimpin mampu memastikan bahwa setiap perangkat desa bekerja sesuai dengan target yang telah ditentukan.
2. Motivasi Kerja
Motivasi berasal bahasa latin “Moveree” artinya pemacu ataupun kekuatan pendorong (Hasibuan, 2019). Menurut Hasibuan (2019) motivasi adalah dorongan dari dalam diri seseorang dalam bekerja, seperti gaji ataupun penghasilan yang tinggi, atasan yang baik, fasilitas kerja, lingkungan kerja, dan rekan kerja yang menyenangkan. Motivasi memberikan seseorang alasan untuk melaksanakan tugas sesuai standar, prosedur dan tujuan yang telah ditentukan dengan baik (Hendra, 2020).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Muizu et.al (2019); Marjaya & Pasaribu (2019); Simbolon (2021); Failin et al., (2023); Sedana & Riana, (2023) menyatakan bahwa motivasi kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Hal ini menegaskan bahwa motivasi kerja yang tinggi menjadi elemen penting dalam mendorong kinerja perangkat desa yang optimal. Motivasi tidak hanya terkait dengan faktor intrinsik, seperti rasa tanggung jawab dan kepuasan kerja, tetapi juga faktor ekstrinsik, seperti penghargaan, insentif, dan pengakuan atas kontribusi yang diberikan. Ketika perangkat desa merasa dihargai atas usaha mereka, hal ini memperkuat komitmen mereka terhadap tugas dan tanggung jawab yang diemban. Dengan motivasi yang tinggi, perangkat desa cenderung memiliki daya juang lebih besar dalam menyelesaikan tugas-tugas mereka meskipun menghadapi kendala atau tekanan kerja.
3. Beban Kerja
Sedarmayanti (2017) menjelasakan bahwa beban kerja sebagai keseluruhan jumlah atau tingkat aktivitas yang diselesaikan oleh seseorang, sekelompok individu dalam suatu organisasi untuk waktu tertentu. Beban kerja tidak hanya berdasarkan pada jumlah tugas atau pekerjaan, tetapi juga pada faktor-faktor seperti tingkat kesulitan pekerjaan, tekanan yang dirasakan, serta tanggung jawab yang diemban oleh individu. beban kerja memiliki dua dimensi utama, yaitu beban fisik dan beban mental. Beban fisik merujuk pada aktivitas fisik yang harus dilakukan seseorang dalam menyelesaikan tugas, sedangkan beban mental terkait dengan pemikiran, pengambilan keputusan, serta stres yang dialami selama bekerja. Beban kerja yang terlalu berat akan berakibat pada penurunan produktivitas dan munculnya kelelahan fisik dan mental Sebaliknya, rendahnya beban kerja atau tidak menantang dapat menyebabkan kebosanan dan hilangnya motivasi kerja. Beban kerja yang seimbang akan mendorong produktivitas dan kesejahteraan karyawan dalam jangka panjang.
Hasil yang dilakukan oleh Lestari et al., (2020), Sulastri & Onsardi (2020) menyatakan bahwa beban kerja berpengaruh negatif terhadap kinerja karyawan. Beban kerja yang tidak dikelola dengan baik dapat menciptakan tekanan yang berkepanjangan, mengurangi produktivitas, dan menurunkan kepuasan kerja. Oleh karena itu, penting bagi organisasi untuk melakukan evaluasi dan distribusi beban kerja yang proporsional guna memastikan bahwa perangkat desa mampu menjalankan tugasnya dengan efektif dan efisien.
4. Disiplin Kerja
Disiplin kerja sendiri dapat diartikan sebagai kesadaran dan kesediaan seseorang menaati peraturan perusahaan atau organisasi dan norma-norma sosial yang berlaku, dimana karyawan selalu datang dan pulang tepat waktu dan mengerjakan semua pekerjaannya dengan baik Hasibuan (2019). Menurut Singodimedjo dalam Azhad et al., (2015) disiplin adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan mentaati peraturan serta norma-norma peraturan yang berlaku disekitarnya.
Hasil penelitian yang dilakukan Aulia & Ratmono (2022); Amirul & Wadud (2023); Suci et al. (2023); Sari et al.(2023) dan Rahmadani et al., (2023) menyatakan bahwa Disiplin Kerja Berpengaruh Positif terhadap Kinerja karyawan. Penelitian ini sejalan dengan temuan sebelumnya dari Aulia & Ratmono (2022), Amirul & Wadud (2023), Suci et al. (2023), Sari et al. (2023), serta Rahmadani et al. (2023), yang mengungkapkan bahwa disiplin kerja memiliki pengaruh positif terhadap kinerja. Disiplin kerja pernagkat desa menjadi faktor penting yang tidak hanya meningkatkan efisiensi individu, tetapi juga mendukung keberlanjutan pelayanan publik yang berkualitas serta pencapaian tujuan pembangunan desa secara optimal. Disiplin kerja yang baik memungkinkan perangkat desa untuk bekerja secara konsisten sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Dengan kepatuhan terhadap aturan, pengelolaan waktu yang baik, perangkat desa mampu memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat. Hal ini tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap kinerja Perangkat desa.
5. Lingkungan Kerja
Menurut Sedarmayanti (2017) lingkungan kerja adalah keseluruhan alat, bahan, dan suasana tempat kerja yang mendukung karyawan dalam melaksanakan tugasnya. Lingkungan kerja mencakup berbagai elemen fisik, seperti pencahayaan, suhu, kelembapan, serta kebersihan tempat kerja, yang semuanya dapat memengaruhi kenyamanan dan produktivitas karyawan. Selain itu, faktor-faktor non-fisik dalam lingkungan kerja, seperti hubungan sosial di antara rekan kerja, dukungan atasan, serta komunikasi dalam organisasi. lingkungan kerja yang baik adalah lingkungan yang mampu mendukung karyawan secara fisik dan psikologis dalam menyelesaikan pekerjaannya, serta menciptakan suasana kerja yang kondusif dan harmonis. Lingkungan kerja yang buruk dapat menurunkan semangat kerja, meningkatkan stres, dan menurunkan kinerja karyawan secara keseluruhan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hasil penelitian Widiyanto et al., (2022); Dewita & Amdanata (2023) menyatakan bahwa lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Temuan ini menunjukkan bahwa lingkungan kerja, baik dari segi fisik maupun nonfisik, mempengaruhi kinerja perangkat desa secara signifikan.
Beberapa saran untuk peningkatan kinerja perangat desa:
- Kepala desa untuk mengikuti pelatihan mengenai kemampuan manajerial, pengambilan keputusan, dan pembinaan hubungan kerja untuk meningkatkan efektifitas kepemimpinan guna peningkatan kinerja perangkat desa.
- Kepala desa meningkatkan motivasi kerja perangkat desa dengan cara mendorong semangat kerja, seperti pemberian penghargaan, insentif berbasis kinerja. Selain itu, membangun rasa bangga atas kontribusi perangkat desa dalam pembangunan masyarakat dapat menjadi sumber motivasi agar perangkat desa bekerja secara baik dan kinerjanya meningkat.
- Evaluasi dan pembagian tugas yang lebih merata di antara perangkat desa, penggunan teknologi Informasi untuk pemyelesaian tugas administratif diperlukan untuk membantu mengurangi tekanan kerja yang berlebihan.
- Disiplin kerja perangkat desa yang baik dapat terus ditingkatkan melalui penguatan aturan dan regulasi yang jelas sehingga mendorong perangkat desa mampu bekerja dengan efektif dan efisien.
- Penyediaan fasilitas fisik yang memadai seperti ruang kerja yang nyaman dan peralatan yang memadai. Selain itu, hubungan sosial dan komunikasi antarperangkat desa, serta menciptakan budaya kerja yang harmonis akan mendukung peningkatan produktivitas dan kesejahteraan kerja dan akhirnya kinerja perangkat desa meningkat.
1 Kepala Seksi PMD Kecamatan Pagentan, Kabupaten Banjarnegara.
Desi Triana Pakpahan
28 Januari 2025 10:36:03
Saya dr Sumatra Utara belum pernah seumur hidup saya dpt bantuan,sampai skrg usia saya sdh 43 THN ,suami...